Rabu, 22 Februari 2017

#JejakKaki3 Pantai Kurma Indah Muara Badak




            Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia. Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut.
            Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan panjang ± 81.000 kilometer, atau sekitar 25% dari garis pantai di seluruh dunia. Pantai-pantai di Indonesia sangat indah dan beberapa di antaranya merupakan pantai yang unik. Dan beberapa pantai indah juga unik tersebut tersebar di daerah Kalimantan. Salah satunya di Muara Badak yang diberi nama Pantai Kurma Indah, dimana masih menjadi satu gugusan pulau dengan Pantai Mutiara Indah. Untuk daerah Muara Badak sendiri, di postingan Emmy #JejakKaki2 sudah disebutkan bahwa Muara Badak berada di antara jalan poros Samarinda-Bontang. Lokasinya cukup jauh dari keramaian kota dan belum seutuhnya terjamah oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

            Awal cerita, Emmy dan teman-teman pergi ke Muara Badak sekedar untuk mengunjungi pasien dari salah satu teman kami saat praktik lapangan di tingkat 2 lalu. Sebut saja silaturahmi. Karena tak ingin menyia-nyiakan perjalanan yang jauh sekaligus untuk mengisi waktu liburan kuliah, akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung ke Pantai Kurma Indah. Banyak orang bilang, pantai ini lebih indah dari Pantai Mutiara Indah. Meski sebenarnya nama belakang keduanya sama-sama ‘Indah’.


            Lokasi pantai dengan rumah pasien yang kami kunjungi bisa dibilang cukup jauh, memakan waktu sekitar hampir 1 jam dengan menggunakan sepeda motor. Karena letak pantai yang masih menjadi satu gugusan dengan Pantai Mutiara Indah, jadi Emmy dan teman-teman harus mencari kapal untuk menyebrang ke Pulau Pangempang.
       Setelah mempertimbangkan beberapa lokasi untuk menyebrang, akhirnya Emmy dan teman-teman memutuskan menyebrang menggunakan kapal klotok yang ukurannya lebih besar dan mampu muat banyak, ketimbang kapal yang sebelumnya digunakan saat ke Pantai Mutiara Indah. Tarif yang dikenakan Rp. 20.000/ orang belum termasuk biaya untuk masuk ke lokasi pantai dan tanpa menginap.
         Perjalanan menggunakan klotok kali ini lebih jauh. Sensasinya tak semenegangkan menaiki klotok yang sebelumnya, mengingat ukuran kapal yang lebih besar. Tapi tetap saja, melihat sisi kanan dan kiri yang hanya dikelilingi sungai berwarna coklat keemasan akibat terpapar sinar matahari menciptakan kegemasan tersendiri. Otak mulai mengira-ngira berapa kedalaman sungai, dan menerima kenyataan bahwa diri ini tidak bisa berenang. Hehehe.
 





Wajahnya bahagia, tapi... dalam hati sedang tegang.
             Suara klotok yang nyaring memenuhi indra pendengaran. Dan sepasang mata kita tidak akan bosan karena suguhan tanaman bakau yang tumbuh sepanjangan sungai, pun ditemani embusan angin menenangkan yang membebat hati. Awan putih yang bergerak manja di atas perkamen birunya langit pun menjadi saksi bisu tawa Emmy dan teman-teman yang penuh kebahagiaan. 


Suguhan tanaman bakau dan birunya langit di siang hari yang cerah
             Tak lama, sekitar kurang dari 15 menit Emmy dan teman-teman tiba di dermaga. Untuk mencapai daerah pantai, kita harus berjalan kaki beberapa meter. Kanan dan kiri jalan adalah sungai air payau yang didalamnya terdapat berbagai macam jenis ikan. Di situ juga tertulis, merupakan area pemancingan.

Sangat disayangkan, dermaganya sudah lama tidak terurus dan tampak terbengkalai

Perubahan dari tanah menjadi pasir putih menegaskan bahwa pantai sudah dekat. Embusan angin pantai dari kejauhan pun ikut bersambut. Emmy dan teman-teman segera berlarian sambil kegirangan untuk segera mencapai bagian bibir pantai. Biaya masuk ke pantai adalah Rp. 10.000/ orang, termasuk biaya mandi dan yang lain sepuasnya.
Pantai Kurma Indah menyediakan fasilitas yang lebih lengkap, di sini terdapat sebuah penginapan, mushola, tempat peristirahatan (gazebo) yang cukup luas langsung berhadapan dengan pantai dan kamar mandi dengan air tawar. Sangat disayangkan, jika kita berkunjung kesini tidak menyempatkan untuk mandi di pantainya. Termasuk Emmy dan beberapa teman yang tidak bisa mencicipi mandi di pantai, berhubung tidak membawa baju ganti.
Di beberapa sisi bibir pantai, terdapat ayunan. Jadi kita bisa bermain ayunan sambil menikmati indahnya pantai Kurma Indah. Emmy sangat merekomendasikan lokasi ini untuk teman-teman yang ingin menghabiskan liburan ke pantai yang bersih dan sepi pengunjung.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Di belakang sana adalah satu-satunya gazebo yang ada di Pantai Kurma Indah. Ukurannya cukup luas dan berhadapan langsung dengan pantai.
 
Bermain ayunan sambil menikmati maha karya Tuhan itu benar-benar mengaggumkan. Lelah, penat, lara terhadap kenyataan seolah dibawa sejauh-jauhnya terbang sejenak oleh angin pantai. Menenangkan.
 

   Beberapa teman yang membawa baju ganti sudah menceburkan diri ke air. Sementara Emmy dan yang lainnya hanya bisa bermain di pinggir sambil mengambil gambar. Dan di sela-sela itu sempat ada kejadian lucu. Berikut kejadiannya.  
Jadi, dua orang teman Emmy ini sedang mencoba menaiki ayunan berdua dan akibat posisi dari keduanya yang tidak seimbang, akhirnya mereka malah terperosok. Syukurlah mereka tidak apa-apa. Hehee.
  
Karena kami berkunjung pada hari Senin jadi pantai sangat sepi. Rasa pantai milik sendiri. Kami menghabiskan hari di sini sampai senja menyapa di bibir langit.

 Puas menghabiskan hari di pantai, sebelum pulang Emmy dan teman-teman menyempatkan foto bersama-sama kembali. Untuk jejak kaki kali ini, kebersamaan bersama teman-teman adalah salah satu kebahagiaan dunia yang indah. Mungkin Emmy bukanlah orang spesial di hati teman-teman, tapi setidaknya Emmy pernah menjadi salah satu alasan yang membuat mereka tersenyum.
 
 
 
 

Emmy dan teman-teman pulang ketika matahari hampir seutuhnya tergelincir di bibir langit bagian barat. Keindahan senja menemani jejak kami meninggalkan pantai. Setelah ini perjalanan kami ke Samarinda masih panjang dan gelap akan menjadi kawan kami pulang. 
 

 

Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membaca dan mengikuti setiap jengkal kaki Emmy menjelajah bumi Borneo. Semoga kalian tidak bosan dengan keindahan-keindahan tanah kelahiran Emmy ini. Salam manis dari tepian kota Samarinda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar