Sabtu, 11 Februari 2017

#JejakKaki1 Kota Raja Tenggarong

source. google


Tenggarong merupakan salah satu kota kebanggaan di Kalimantan Timur. Kota ini menjadi destinasi wisata yang cukup terkenal, terutama dalam hal sejarahnya. Ada berbagai macam tempat untuk berlibur bersama orang-orang terkasih disini, diantaranya; Museum Mulawarman buat kalian yang suka dengan sejarah-sejarah Nasional, Planetarium Jagad Raya yang lokasinya saling berdampingan dengan Museum, Ladang Budaya atau yang biasa orang setempat sebut dengan ‘Ladaya’, Jembatan Kutai Kartanegara, Danau Semayang dan Danau Melintang, Museum Kayu, Bukit Bangkirai, Air Terjun Lembah Ulak dan masih banyak lainnya. Dan yang baru-baru ini habis mengalami renovasi adalah Pulau Kumala, yang kini tampak lebih menawan dengan dilengkapi jembatan yang menyebrang langsung menuju pulau.
Sekitar akhir Oktober lalu, Emmy dan teman-teman berkunjung ke Tenggarong. Awal cerita, kami pergi ke kota sejarah tersebut hanya sekedar untuk memenuhi undangan dari teman sekelas yang keponakannya sedang aqiqahan dan kebetulan rumahnya bertempat di Tenggarong. Karena tidak ingin menghabiskan waktu weekend yang singkat di Tenggarong, akhirnya kami memutuskan untuk menghibur diri ke Museum Mulawarman Tenggarong. Untuk masuknya kita diharuskan membayar Rp. 5.000/ orang untuk dewasa. 

 Museum Mulawarman Tenggarong tidak banyak mengalami perubahan sejak pertama kali Emmy datang, sekitar pada tahun 2006 silam. Saat pertama kali masuk kita disuguhi oleh singgasana Kerajaan lengkap dengan foto Raja. Di sebelah kanan, terhubung langsung dengan bagian kamar Raja dan ruang bawah tanah. Dan, di sebelah kiri terdapat benda-benda pusaka yang masih dijaga kelestariannya. 
Semakin masuk ke bagian dalam Museum terdapa miniature Candi Borobudur dan berbagai macam alat musik seperti gamelan. Selain itu, terdapat banyak ruangan yang menyimpan benda-benda sejarah pada masa kejayaannya dulu di Kalimantan Timur. Ada mata uang kuno, baju-baju tradisional daerah, topeng dan cerita-cerita rakyat dulu. 
 
 Bagian dalam Museum

Jika ingin menguak sejarah tentang masa kejayaan kerajaan yang ada di Kalimantan Timur, memang sangat disarankan untuk berkunjung ke Museum Mulawarman. Lokasinya juga berhadapan langsung dengan Sungai Mahakam yang membelah sepanjangan pulau Kalimantan. Selain itu, di sini juga terdapat makam-makam para Raja dan keluarga yang dulu pernah memerintah Kerajaan Mulawarman.
Setelah cukup puas menghibur diri mengenal sejarah di Kalimantan, Emmy dan teman-teman tidak langsung pulang. Kami memilih untuk menonton karnaval yang kebetulan sedang diadakan di kota ini, yang merupakan rangkaian kegiatan ulang tahun kota Tenggarong.
Karnaval memamerkan berbagai macam hasil kreativitas warga setempat dalam menciptakan sebuah busana. Terutama dalam memanfaatkan barang-barang habis pakai. Antusias dari orang-orang yang menonton sangat tinggi, sehingga banyak yang berebut foto.
Kami pun cukup antusias dalam menyambut karnaval
 

Saya dan teman-teman pun tak mau ketinggalan, untuk menyempatkan diri berfoto bersama model-model karnaval yang mengenakan pakaian begitu menarik.

Keren!
Karnaval berjalan cukup panjang dan menghabiskan waktu lama. Mengingat matahari yang hampir seutuhnya tergelincir ke barat, kami tidak mengikuti karnaval sampai habis. Kami memilih untuk pulang ke Samarinda, karena waktu perjalanan yang memakan hampir satu jam. Dan, sebelum pulang Emmy menyempatkan berfoto di pinggir sungai Mahakam atau yang biasa disebut ‘Tepian’.


Di sebrang sana adalah pulau Kumala yang baru saja diresmikan atas jembatan penyebrangan barunya. Sampai detik ini, Emmy belum berkesempatan menginjakkan kaki di sana. Berharap lain waktu bisa kesana, dan bisa berbagi cerita lagi di sini.
Terima kasih banyak untuk yang sudah mengikuti cerita Emmy kali ini. Jangan bosan-bosan, ya, untuk berkunjung ke blog Emmy. Salam manis dari kota tepian Samarinda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar