Sabtu, 10 Maret 2018

#KepingHati5 Assalamualaikum, Cinta

source: tumblr.
Dear, nama yang tak pernah luput dalam 1/3 malamku.
Nama yang terserta di sujudku hingga buliran bening jatuh menuruni tebing pipi.
Apapun yang terjadi pada hatiku saat ini, doa terbaik tak pernah terlewat untukmu.
Setiap kali namamu yang terlintas, kuselalu menyertakan Tuhan di dalamnya.
Jaga diri baik-baik dimanapun kamu berada.
Jangan melupakan PenciptaMu yang membuatku jatuh cinta padaNya.
Kepada Dia yang Maha Pembolak balik hati.
Ini kali pertamaku seperti ini.
Biar terkadang kumerasa hati ini patah. Tapi, kupercaya Tuhan mengajarkan agar diri ini menjadi lebih kuat.
Kubahagia melihatmu, sekarang yang seperti ini.
Jangan lagi merasa kesepian. Tetap tersenyum dan merasa dunia memilikimu.
Kelak, kepada siapapun kamu mengakhiri cerita cintamu maka kuharap tidak ada luka lagi di dalamnya.
Kelak, tidak ada lagi pundak yang kau butuhkan.
Jangan lari kepadaku lagi, jika kau merasakan masalah yang besar. Melainkan kembalilah kepada Tuhan Sang Pemilik cerita.
Untuk hari ini, bahagiaku adalah mengenalmu.
Ingat, tetap seperti itu.
Jangan pernah merasa kesepian lagi.
Aku tidak pernah menuntut apapun atas apa yang kuberikan.
Tapi, jadilah mahluk ciptaanNya yang membuatku jatuh cinta kepadaNya.

[Samarinda, 2018]

Minggu, 04 Maret 2018

#JejakKaki4 Ladang Budaya Tenggarong di Hari yang Terik

source. google
Wah, setelah sekian lama.
Akhirnya bisa mengungkap tempat-tempat indah lagi di bumi Borneo.
Kali ini Emmy akan membahas tentang Ladang Budaya! Atau yang lebih sering dikenal dengan Ladaya, merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang ada di bumi Tenggarong, Kutai Kartanegara. Lokasinya terjangkau dan tidak jauh dari beberapa tempat wisata terkenal yang ada di Tenggarong.

Jumat, 09 Juni 2017

#KepingHati4 Si Gadis Patah Hati

soucre. google



Hari itu tidak terlalu terik. Awan-awan putih agak bergerombol memenuhi perkamen biru layaknya pasukan yang siap turun ke medan perang. Sesekali aku mengintip malu-malu di antara mereka.

Ah, aku punya cerita. Rasanya tidak semanis es teh saat berbuka. Juga tak semengenyangkan semangkuk mie di waktu sahur. Di sela-sela hari itu, saat jarum jam yang pendek menunjukkan angka dua. Dan tubuhku mulai bergeser perlahan dari atas kepala orang dewasa.

Jadi, waktu itu. Kutemukan semu merah samar-samar di pipi seorang gadis. Semu itu muncul bukan tanpa sebab. Ya, tentu ada faktor pencetus, yang kata orang medis biasa disebut etiologi. 

Gadis itu seperti baru saja menemukan seorang pangeran yang sudah sekian tahun ditunggu-tunggunya. Bagaimana bisa?

Ah, ya, gadis itu. Tentu aku mengenalnya, bahkan sudah lama sekali. Ia memiliki wajah oval dan kulit kuning langsat, seperti kebanyakan orang Asia pada umumnya. Dan satu, yang paling mencolok dari dirinya, hatinya yang selalu kusut. Tampak dari wajahnya yang seperti tidak pernah disinari.

Ya, gadis itu memiliki cerita cinta yang tidak terlalu romantis. Bahkan, ia sendiri tidak tahu bagaimana rasanya romantis itu. Bongkahan hatinya sudah bertahun-tahun layu karena terlalu lama menunggu. Sosok yang ditunggu tak pernah menghiraukannya dan memiliki bahagianya sendiri. Tentu, bukan gadis ini sumber kebahagiaannya. Melainkan sosok lain yang benar-benar dicintainya.

Hingga hari itu, Tuhan berpihak padanya. Ia dipertemukan dengan sosok laki-laki berperawakan jangkung yang belum pernah dikenal bahkan dilihatnya sebelumnya. Mereka berhasil menjalin komunikasi sederhana. Tapi, sayang, hubungan itu hanya berjalan sangat cepat dan singkat.
Ya, tidak ada kelanjutan cerita berikutnya.

Si gadis lupa menanyakan identitas tentang laki-laki tersebut. Tak ada gunanya ia mewawancarai sang penemu sosial media semacam facebook ataupun instagram. Selain tidak mengetahui namanya, si gadis juga memiliki ingatan yang buruk mengenai wajah lelaki itu.

Kebahagiaan itu memang terasa begitu cepat. Dan, lara hati kadang bisa lebih lama. Tapi, percayalah, kebahagiaan abadi sedang dirajut manis oleh Sang Pemilik Hati yang sebenarnya.

[Samarinda, 10 Juni 2017 12:38 WITA]

Sa·ha·bat [n]

source. google
sahabat/sa·ha·bat/ n kawan; teman; handai: (kbbi.web.id)

Senin, 29 Mei 2017

[Review Novel] Angel In The Rain, karya Windry Ramadhina



Judul : Angel In The Rain
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2016 (Cetakan Pertama)
Jumlah Halaman : viii + 460 hlm.
Blurb :

Ini kisah tentang keajaiban cinta.

Tentang dua orang yang dipertemukan oleh hujan. Seorang pemuda lucu dan seorang gadis gila buku yang tidak percaya pada keajaiban.

Di Charlotte Street London, mereka bertemu, tetapi kemudian berpisah jalan.

Ketika jalan keduanya kembali bersilangan, sayangnya luka yang mereka simpan mengaburkan harapan. Ketika salah seorang percaya akan keajaiban cinta, bahwa luka dapat disembuhkan, salah seorang lainnya menolak untuk percaya.

Apakah keajaiban akan tetap ada jika hati kehilangan harapan? Apakah mereka memang diciptakan untuk bersama meski perpisahan adalah jalan yang nyata?


Minggu, 28 Mei 2017

Senyum di Bibir Langit


Judul    : Senyum di Bibir Langit
Penulis : Emmy Putri W
Media   : Samarinda Pos (Sabtu, 27/Mei/2017)


Malam berlabuh dalam gulita, menyaksikan rembulan dan gemintang yang lenyap. Mengubah desiran angin dalam rintik demi rintik tangisan langit. Perlahan hujan menjadi deras, jatuh beriringan di atas jalanan yang kasar. Menghapus hari kemarin menjadi kenangan, mengukir kembali kenyataan yang masih samar karena tertutup mimpi.

Buliran hujan lainnya bergelayut di atas kaca jendela kamar, melukis gambaran abstrak yang kini menjadi temannya. Membiarkan insan lainnya terhantar lelap dalam dentingan hujan. Memilih menikmati sepertiga malam dengan perasaan aneh, namun ada tangis yang tertahan pada diri seorang gadis pemilik nama Najma Fradella Ulani.

#KepingHati3 Langit dan Bumi

source. google



“Apa yang membuatmu kembali menangis, Langit?” tanya Bumi lembut pada langit yang lamat-lamat kembali menumpahkan kesedihannya melalui ribuan butir air hujan di senja yang menjadi sendu. 
“Aku sedih melihatmu yang selalu tersakiti, tapi... tidak ada setetes pun dendam, amarah atau emosi di wajahmu.”
Seketika Bumi terdiam. Malah, hujan berubah semakin deras.
“Bumi... jawab aku!” kata Langit kali ini memaksa.
“Haruskah rasa sakit itu selalu digambarkan dengan kesedihan, amarah, dendam, benci bahkan emosi?” Bumi menjawab dan terdengar lebih seperti pernyataan. “Karena aku percaya satu Langit, setelah kesedihan akan selalu ada kabahagiaan. Seperti, setelah hujan panjang yang menemani akan selalu ada pelangi indah untuk mengakhiri.”

#KepingHati2 Hati Seorang Wanita

source. google

Langit pernah bercerita, dan bumi pun menatapnya. 
Ini tentang hati, yang dimiliki seorang perempuan muda yang belum lama berkelana mengarungi rasa. 
Semu merah hadir di pipinya, saat perhatian lebih ia dapatkan dari seorang pangeran tampan tanpa kuda putihnya. 
Dalam satu waktu ia terpaksa untuk membenarkan bahwa dirinya sedang jatuh cinta. 
Aroma parfum dari sang pangeran terngiang di sepanjang waktu. 
Hingga akhirnya, bahagia dan luka ia rasakan secara bersama-sama. 
Sampai kapan pun makna jatuh selalu diibaratkan rasa sakit. 
Begitu konsekuensinya. 
Rupanya, perhatian lebih itu tidak hanya diberikan pada dirinya saja. 
Melainkan ke semua gadis. 
Pangeran begitu baik pada mereka semua. 
Dan buliran bening itu terjatuh juga.

Senin, 22 Mei 2017

#KepingHati1 Payung Merah

source. google
Tubuhnya basah karena hujan yang turun sore ini. Rambut ikalnya pun telah kusut. Genggamannya padaku semakin mengerat. Kutahu, hujan kali ini senada dengan hatinya yang mendung.

Tak dipedulikannya lagi, seragam kantor dan sepatu hak tinggi yang dikenakannya. Ia terus melangkah lebar membelah hujan. Bahkan, aku yang selalu berada di sampingnya pun tak dilirik barang sedikitpun.

Sudah beberapa hari ini, kuperhatikan wajahnya memeliki beberapa lekukan masam. Sesuatu sedang membebani relung jiwanya yang sepi.
 

Ada apakah gerangan? bisikku pada sang langit yang menjatuhkan ribuan air, sebagian jatuh menempa tubuhku.
 

Langkah-langkah kaki gadisku berhenti di depan sebuah Sekolah Menengah Atas. Kuyakin, gadisku ini tengah menangis sekarang, walau sulit membedakan antara air hujan dan air mata. Aku pun mendengarnya terisak.
 

Lamat-lamat, ia membuatku terkoyak, aku seperti tak berguna untuknya. Akulah payung, warna merah yang sangat disukainya.
 

Keberadaanku semakin disingkirkan, ketika seorang pria berperawakan jangkung yang sama basahnya datang menghampiri gadisku dan memeluknya dalam satu rengkuhan.
 

Apakah mereka sama-sama terluka? begitu hatiku membantin. Kini, aku menjadi saksi bisu dua anak manusia yang saling terluka. Barangkali setelah ini langit mendengar bisikan hati kecilku untuk menciptakan pelangi setelah hujan yang panjang menemani.

Rabu, 22 Februari 2017

#JejakKaki3 Pantai Kurma Indah Muara Badak




            Dikutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia. Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut.
            Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan panjang ± 81.000 kilometer, atau sekitar 25% dari garis pantai di seluruh dunia. Pantai-pantai di Indonesia sangat indah dan beberapa di antaranya merupakan pantai yang unik. Dan beberapa pantai indah juga unik tersebut tersebar di daerah Kalimantan. Salah satunya di Muara Badak yang diberi nama Pantai Kurma Indah, dimana masih menjadi satu gugusan pulau dengan Pantai Mutiara Indah. Untuk daerah Muara Badak sendiri, di postingan Emmy #JejakKaki2 sudah disebutkan bahwa Muara Badak berada di antara jalan poros Samarinda-Bontang. Lokasinya cukup jauh dari keramaian kota dan belum seutuhnya terjamah oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

            Awal cerita, Emmy dan teman-teman pergi ke Muara Badak sekedar untuk mengunjungi pasien dari salah satu teman kami saat praktik lapangan di tingkat 2 lalu. Sebut saja silaturahmi. Karena tak ingin menyia-nyiakan perjalanan yang jauh sekaligus untuk mengisi waktu liburan kuliah, akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung ke Pantai Kurma Indah. Banyak orang bilang, pantai ini lebih indah dari Pantai Mutiara Indah. Meski sebenarnya nama belakang keduanya sama-sama ‘Indah’.

Rabu, 15 Februari 2017

Cerita pada Hujan


Aku bercerita pada hujan
Dan buliran bening itu bergulir mengikuti setiap tetes hujan yang jatuh
Langit kelabu berusaha menerka
Apa yang sebenarnya terjadi pada sebongkah hati yang terus melayu
Ini tentang sebuah konspirasi hati
Bukan sekedar cerita putri cantik yang bertemu pangeran berkuda putih
Tentang cinta yang hadir tapi, tak pernah berpemilik
Cinta yang dihadirkan tanpa diminta
Cinta yang terus-terusan berakhir pada air mata
Cinta yang diabaikan
Ya, inilah cinta bertepuk sebelah tangan
Mengaggumi dari kejauhan, dan tanpa pernah tahu segaris senyum di bibirmu kau peruntukkan untuk siapa.

[Samarinda, 2017]

Sabtu, 11 Februari 2017

#JejakKaki2 Pantai Mutiara Indah Muara Badak





            Jalan-jalan ke Kalimantan Timur tidak melulu berbicara tentang Sungai Mahakam yang membelah pulau. Tapi, di sini juga menawarkan beberapa pantai yang menawan yang sayang sekali apabila dilewatkan. Ada Pantai Melawai, Manggar Segarasari dan Lamaru di Balikpapan, Pantai Nipah-nipah di Penajam Paser Utara, Pantai Teluk Lombok di Kutai Timur dan yang baru-baru ini Emmy kunjungi adalah Pantai Mutiara Indah di Muara Badak.
            Muara Badak terletak di antara jalan poros Samarinda-Bontang, dan untuk ke sana memakan waktu sekitar kurang lebih dua jam dari Samarinda dengan menggunakan sepeda motor. Emmy dan teman-teman berkunjung ke sana sekitar pertengahan bulan November, dalam rangka untuk mengisi waktu weekend.
        

#JejakKaki1 Kota Raja Tenggarong

source. google


Tenggarong merupakan salah satu kota kebanggaan di Kalimantan Timur. Kota ini menjadi destinasi wisata yang cukup terkenal, terutama dalam hal sejarahnya. Ada berbagai macam tempat untuk berlibur bersama orang-orang terkasih disini, diantaranya; Museum Mulawarman buat kalian yang suka dengan sejarah-sejarah Nasional, Planetarium Jagad Raya yang lokasinya saling berdampingan dengan Museum, Ladang Budaya atau yang biasa orang setempat sebut dengan ‘Ladaya’, Jembatan Kutai Kartanegara, Danau Semayang dan Danau Melintang, Museum Kayu, Bukit Bangkirai, Air Terjun Lembah Ulak dan masih banyak lainnya. Dan yang baru-baru ini habis mengalami renovasi adalah Pulau Kumala, yang kini tampak lebih menawan dengan dilengkapi jembatan yang menyebrang langsung menuju pulau.
Sekitar akhir Oktober lalu, Emmy dan teman-teman berkunjung ke Tenggarong. Awal cerita, kami pergi ke kota sejarah tersebut hanya sekedar untuk memenuhi undangan dari teman sekelas yang keponakannya sedang aqiqahan dan kebetulan rumahnya bertempat di Tenggarong. Karena tidak ingin menghabiskan waktu weekend yang singkat di Tenggarong, akhirnya kami memutuskan untuk menghibur diri ke Museum Mulawarman Tenggarong. Untuk masuknya kita diharuskan membayar Rp. 5.000/ orang untuk dewasa. 

 Museum Mulawarman Tenggarong tidak banyak mengalami perubahan sejak pertama kali Emmy datang, sekitar pada tahun 2006 silam. Saat pertama kali masuk kita disuguhi oleh singgasana Kerajaan lengkap dengan foto Raja. Di sebelah kanan, terhubung langsung dengan bagian kamar Raja dan ruang bawah tanah. Dan, di sebelah kiri terdapat benda-benda pusaka yang masih dijaga kelestariannya. 
Semakin masuk ke bagian dalam Museum terdapa miniature Candi Borobudur dan berbagai macam alat musik seperti gamelan. Selain itu, terdapat banyak ruangan yang menyimpan benda-benda sejarah pada masa kejayaannya dulu di Kalimantan Timur. Ada mata uang kuno, baju-baju tradisional daerah, topeng dan cerita-cerita rakyat dulu. 
 
 Bagian dalam Museum

Jika ingin menguak sejarah tentang masa kejayaan kerajaan yang ada di Kalimantan Timur, memang sangat disarankan untuk berkunjung ke Museum Mulawarman. Lokasinya juga berhadapan langsung dengan Sungai Mahakam yang membelah sepanjangan pulau Kalimantan. Selain itu, di sini juga terdapat makam-makam para Raja dan keluarga yang dulu pernah memerintah Kerajaan Mulawarman.
Setelah cukup puas menghibur diri mengenal sejarah di Kalimantan, Emmy dan teman-teman tidak langsung pulang. Kami memilih untuk menonton karnaval yang kebetulan sedang diadakan di kota ini, yang merupakan rangkaian kegiatan ulang tahun kota Tenggarong.
Karnaval memamerkan berbagai macam hasil kreativitas warga setempat dalam menciptakan sebuah busana. Terutama dalam memanfaatkan barang-barang habis pakai. Antusias dari orang-orang yang menonton sangat tinggi, sehingga banyak yang berebut foto.
Kami pun cukup antusias dalam menyambut karnaval
 

Saya dan teman-teman pun tak mau ketinggalan, untuk menyempatkan diri berfoto bersama model-model karnaval yang mengenakan pakaian begitu menarik.

Keren!
Karnaval berjalan cukup panjang dan menghabiskan waktu lama. Mengingat matahari yang hampir seutuhnya tergelincir ke barat, kami tidak mengikuti karnaval sampai habis. Kami memilih untuk pulang ke Samarinda, karena waktu perjalanan yang memakan hampir satu jam. Dan, sebelum pulang Emmy menyempatkan berfoto di pinggir sungai Mahakam atau yang biasa disebut ‘Tepian’.


Di sebrang sana adalah pulau Kumala yang baru saja diresmikan atas jembatan penyebrangan barunya. Sampai detik ini, Emmy belum berkesempatan menginjakkan kaki di sana. Berharap lain waktu bisa kesana, dan bisa berbagi cerita lagi di sini.
Terima kasih banyak untuk yang sudah mengikuti cerita Emmy kali ini. Jangan bosan-bosan, ya, untuk berkunjung ke blog Emmy. Salam manis dari kota tepian Samarinda.