source. google |
“Apa yang membuatmu kembali menangis, Langit?” tanya Bumi lembut pada
langit yang lamat-lamat kembali menumpahkan kesedihannya melalui ribuan butir
air hujan di senja yang menjadi sendu.
“Aku sedih melihatmu yang selalu tersakiti, tapi... tidak ada setetes
pun dendam, amarah atau emosi di wajahmu.”
Seketika Bumi terdiam. Malah, hujan berubah semakin deras.
“Bumi... jawab aku!” kata Langit kali ini memaksa.
“Haruskah rasa sakit itu selalu digambarkan dengan kesedihan, amarah,
dendam, benci bahkan emosi?” Bumi menjawab dan terdengar lebih seperti
pernyataan. “Karena aku percaya satu Langit, setelah kesedihan akan selalu ada
kabahagiaan. Seperti, setelah hujan panjang yang menemani akan selalu ada
pelangi indah untuk mengakhiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar